Kamis, 18 Oktober 2012

Tolong, Jangan Men-generalisasikan Pribadi Orang dari Profesinya...

Saya baru saja membaca sebuah status teman saya di jejaring sosial. Tiba-tiba jadi emosi, karena dia seolah-olah sangat membangga-banggakan sosok pengusaha dan begitu memojokkan posisi PNS.
Berhubung saya tidak memiliki keberanian untuk mengomentari *takut terjadi perang*, maka saya hanya menulis sedikit di blog saya ini...

Janganlah terlalu memojokkan PNS karena tidak semua niat sama. Ada jutaan PNS, dan mereka berangkat dari niat yang berbeda.
Tidak semua dari mereka hanya ingin mencari 'titik aman' *dengan mengandalkan gaji pensiunan yang pas-pasan* dan pamer kebanggaan di balik seragam PNS nya.

Ayah dan Ibu saya adalah PNS...
Ayah saya berjuang dengan air mata, seminggu hampir dua kali bolak-balik ke kabupaten yang jaraknya 6 jam perjalanan dari rumah, untuk mengurusi siswa-siswinya yang tidak lulus pada ujian nasional.
Dan untuk pertama kalinya saya melihat ayah saya menangis adalah pada saat ayah saya mendengar kabar bahwa seluruh siswanya lulus ujian nasional.
Ibu saya sudah terbiasa meninggalkan piring makannya ketika ada pasien datang untuk berobat. Dibangunkan jam 2 malam sudah bukan hal mengganggu bagi beliau. Menunggui pasien yang mau melahirkan dari subuh sampai subuh lagi *tapi bayinya nggak nongol-nongol juga* sudah jadi hal menyenangkan bagi beliau.

Saya bukan sedang bercerita bahwa PNS adalah orang suci. Bukan.
Tapi, setiap orang berhak berdakwah dan mengabdi lewat profesi masing-masing.
*Iya dooong... Bayangin aja kalo semua orang adalah pengusaha. Mau sekolah di mana anak-anak kita? Siapa gurunya? Kalo sakit mau di bawa ke mana? Nah dokternya pada sibuk dengan perusahaannya*
Bagi anda yang mungkin lebih bangga menjadi pengusaha karena anda telah menciptakan lapangan pekerjaan, silahkan. Anda berhak berbangga karena hasil itu. Tapi, jangan pojokkan PNS. Karena tidak semua PNS hanya makan gaji buta. Tolong jangan men-generalisasi-kan pribadi orang dari profesinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar