Selasa, 20 November 2012

Sajak Rinduku untuk Ayah

Ayah, Malang lagi dingin-dinginnya...
Sama seperti dua tahun lalu waktu ayah mengantarkanku ke kota bunga ini
Dinginnya sama... 
Sama seperti waktu aku meletakkan kaleng minumanku di lantai hingga ia sedingin es keesokan paginya
Sama seperti waktu kita mencoba berkeliling Malang hingga akhirnya tersesat
Sama seperti waktu kita terheran-heran sebab ada kabut masuk rumah di tengah kota
Sama seperti waktu ayah membelikanku Al-Qur'an di pasar Lawang dan kita berdua kehujanan diwaktu pulang
Sama seperti waktu ayah mengajakku naik kereta api, hanya untuk mencicipi bagaimana rasanya menaikinya
Sama seperti waktu ayah memelukku di depan pintu kamar, sebelum akhirnya ayah kembali lagi ke Palu...
Dinginnya sama saja...
Bedanya, ayah tidak lagi tidur di sampingku dan memakaikan selimut padaku di waktu subuh, seperti dua tahun yang lalu...
Ayah, aku rindu...

Jumat, 09 November 2012

Sarana dan Prasarana di FMIPA UB

Dapet tugas buat nulis topik utama untuk majalah fakultas...
Post aja di blogg ahhhh :D


Jika anda berkunjung atau berkeliling di Universitas Brawijaya (UB), perhatikanlah fakultas yang satu itu. Deretan gedung yang paling sederhana itu, yang paling bersahaja itu, itulah FMIPA. Ya, di antara ‘pegunungan’ gedung yang ada di UB, MIPA lah fakultas yang tampak agak ‘tua’. Belum terlihat aktivitas pembangunan gedung baru seperti yang digencarkan di fakultas-fakultas tetangga. Ketika ditanyai mengenai hal ini, Bapak Sukaryadi, kepala pengurus bagian sarana dan prasarana Fakultas MIPA mengatakan bahwa jumlah ruang kelas yang disediakan oleh fakultas masih cukup memadai untuk mendukung keefektifan dan kekondusifan kegiatan perkuliahan.
Sarana dan Prasarana yang disediakan oleh Fakultas MIPA sendiri dikelompokkan menjadi tiga bagian. Bagian pertama mencakup gedung (termasuk listrik dan air), peralatan kuliah, dan peralatan kegiatan. Kegiatan yang dimaksudkan di sini adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh himpunan atau organisasi mahasiswa. Kelompok Bagian kedua yaitu bagian taman dan lapangan parkir. Bagian ketiga yaitu kendaraan yang disediakan oleh fakultas sebagai transportasi bagi tamu khusus yang diundang untuk mengisi acara kegiatan mahasiswa.
Selama ini, citra Fakultas MIPA yang melekat di mata masyarakatnya adalah kesederhanaan bangunannya serta ke-payah-an fasilitas yang disiapkan. Yang paling santer dibicarakan saat ini adalah perihal kesebandingan antara jumlah mahasiswa baru dengan fasilitas yang disediakan, terutama gedung kuliah dan lapangan parkir kendaraan. Beberapa kritik dari mahasiswa menilai bahwa jumlah mahasiswa baru yang diterima oleh Fakultas MIPA tahun ini membeludak, namun tidak diimbangi dengan penambahan gedung kuliah dan lapangan parkir. Menanggapi hal ini, Bapak Sukaryadi mengatakan bahwa jumlah mahasiswa baru yang diterima oleh Fakultas MIPA dari tahun ke tahun relatif konstan. Tahun ini, jumlah mahasiswa baru yang diterima oleh Fakultas MIPA adalah 646 orang. Jumlah tersebut masih berada di bawah batas maksimum penerimaan mahasiswa baru yang telah ditetapkan bagi fakultas, yaitu 700 orang sehingga Fakultas MIPA belum membutuhkan gedung baru untuk segera di bangun. Dapat dilihat pula bahwa kegiatan perkuliahan di Fakultas MIPA terbilang rapi, tidak seperti fakultas-fakultas tetangga yang harus menempatkan mahasiswanya pada kuliah di malam hari karena ketidakseimbangan antara ruang kelas dengan jumlah mahasiswa. Sementara mengenai peralatan perkuliahan seperti kursi, proyektor, mesin pendingin ruangan (AC), dan sejenisnya, fakultas lebih menitik beratkannya pada perawatan properti ketimbang terus-terusan mengadakan pembaharuan.”Kalau masih bisa dirawat, kenapa harus diganti?”, demikian Bapak Sukaryadi menambahkan.

Jadikan Fotomu Seperti Hasil Jepretan Kamera Lensa Panjang!

Emaaak, ngiler saya melihat kamera lensa panjang yang sedang dijinjing cowok itu! Ingin rasanya saya berlari ke arahnya, kemudian 'menyambar' kameranya... Haha

Saya benar-benar menginginkan kamera DSLR untuk memenuhi hobi saya -bukan hobi fotografi alias 'mem'foto, tapi hobi fotoaksi alias 'di'foto haha:D-. Maklum, saya terlahir narsis dan terlalu mencintai diri saya.

Okeh, berhubung cita-cita untuk memiliki kamera lensa panjang agak sulit untuk segera terpenuhi, maka saya mencari alternatif lain untuk membuat foto-foto saya terlihat seperti hasil jepretan kamera lensa panjang. Yup, pake photoshop tercinta dooong... :D Ini saya persembahkan tutorial singkatnya. Cekidot.

1. Buka Photoshop... *yaeyyalaaahhh*

2. Buka foto yang ingin diedit *pilih yang paling cantik/ganteng yaaaa*

3. Edit fotonya pake quick mask tool...

4. Pilih Brush tool, kemudian kuaskan pada objek fotonya

5.Pilih edit in standard mode
6. Pilih filter --> blur --> lens blur, tentukan radiusnya untuk mengatur tingkat ke-'blur'-an *hehe* backgroundnya.

Ini hasil editan saya setelah saya edit juga warnanya...


Well, happy tryin'!

Kamis, 08 November 2012

Gombalan Anak Fisika

Niat hati hendak nge-post tutorial photoshop, tapi jaringan wifi di kosanku letoy alay melambay. Gila ngaplot satu foto aja nggak selesai2. Jadi kuputuskan untuk menundanya dan menggantinya dengan gombalan-gombalan ala fisika yang kubuat sendiri *berhubung saya mahasiswi fisika dan saya penggombal sejati*... :D

Buat yang LDR *kisah pribadi eeeuuyy*
Aku lebih milih untuk berjam-jam terkena radiasi termal dari hape, ketimbang sejam nggak denger suara kamu...

Biar saja rumus F=k(q1.q2)/r^2 berlaku untuk dua buah muatan, dan rumus F=G(M1.M2)/R^2 hanya berlaku untuk dua buah planet... Buat kita, ga usah ya?

Nama kamu di hatiku tuh kayak sel otak... Umurnya panjang dan tidak bisa digantikan oleh yang baru.

Aku ingin kita seperti dua buah transistor pada rangkaian push pull kelas B, yang bekerja saling komplementer dan saling menguatkan saat yang lainnya lemah.

Newton salah! Kata dia setiap benda yang jatuh pasti arahnya menuju ke pusat gravitasi setempat. Tapi, hatiku kok jatuhnya ke kamu, ya? :D


Kamis, 18 Oktober 2012

Tolong, Jangan Men-generalisasikan Pribadi Orang dari Profesinya...

Saya baru saja membaca sebuah status teman saya di jejaring sosial. Tiba-tiba jadi emosi, karena dia seolah-olah sangat membangga-banggakan sosok pengusaha dan begitu memojokkan posisi PNS.
Berhubung saya tidak memiliki keberanian untuk mengomentari *takut terjadi perang*, maka saya hanya menulis sedikit di blog saya ini...

Janganlah terlalu memojokkan PNS karena tidak semua niat sama. Ada jutaan PNS, dan mereka berangkat dari niat yang berbeda.
Tidak semua dari mereka hanya ingin mencari 'titik aman' *dengan mengandalkan gaji pensiunan yang pas-pasan* dan pamer kebanggaan di balik seragam PNS nya.

Ayah dan Ibu saya adalah PNS...
Ayah saya berjuang dengan air mata, seminggu hampir dua kali bolak-balik ke kabupaten yang jaraknya 6 jam perjalanan dari rumah, untuk mengurusi siswa-siswinya yang tidak lulus pada ujian nasional.
Dan untuk pertama kalinya saya melihat ayah saya menangis adalah pada saat ayah saya mendengar kabar bahwa seluruh siswanya lulus ujian nasional.
Ibu saya sudah terbiasa meninggalkan piring makannya ketika ada pasien datang untuk berobat. Dibangunkan jam 2 malam sudah bukan hal mengganggu bagi beliau. Menunggui pasien yang mau melahirkan dari subuh sampai subuh lagi *tapi bayinya nggak nongol-nongol juga* sudah jadi hal menyenangkan bagi beliau.

Saya bukan sedang bercerita bahwa PNS adalah orang suci. Bukan.
Tapi, setiap orang berhak berdakwah dan mengabdi lewat profesi masing-masing.
*Iya dooong... Bayangin aja kalo semua orang adalah pengusaha. Mau sekolah di mana anak-anak kita? Siapa gurunya? Kalo sakit mau di bawa ke mana? Nah dokternya pada sibuk dengan perusahaannya*
Bagi anda yang mungkin lebih bangga menjadi pengusaha karena anda telah menciptakan lapangan pekerjaan, silahkan. Anda berhak berbangga karena hasil itu. Tapi, jangan pojokkan PNS. Karena tidak semua PNS hanya makan gaji buta. Tolong jangan men-generalisasi-kan pribadi orang dari profesinya.

Rabu, 28 Maret 2012

Kenangan Kelas Bahasa Jepang

Assalamu’alaikum!
Saya mau curhat, pemirsa...
Sekitar dua bulan yang lalu saya mengikuti kelas bahasa Jepang. I was soooo enthusiastic. *berhubung senseinya cowok. Khekhekhe
Saking antusiasnya, saya bisa hafal hiragana hanya dalam waktu 2 hari. *emang itu cepet, yaaa???? Haha. Bagi saya cepet. Bayangin aja tuh huruf ngelungker-lungker kayak cacing, banyak pula.
I tried my best, and studied hard.  Tapi ternyata semangatku mulai menurun sebelum saya bisa hafal huruf Katakana. Saking nggak hafal-hafalnya, saya sampe mimpi dimarahin sensei karena nggak juga hafal Katakana. I can’t imagine that. How come I dreamed that my Sensei reprimand me for I hadn’t memorized Katakana. LOL
I was so afraid after that, and then tried to learn Katakana. But till now I sometimes forget some Katakana. Hehe. Gomen, Sensei. I’ll try to learn it more. ^^
In every class, my Sensei gave us some vocabs so we can make sentences. My overplus is I can remember things/words easily. But my minus is I easily forget them too. Hehe
So for a purpose “REMEMBER AND NEVER FORGET”, I put Japanese word stickers on my wall in my room. Every word that I got. Nouns, verbs, months, days, numbers, adjectives... I even put some grammar. Khekhekhe
Alhasil, sekarang kamar saya udah kayak galeri sticker. Ini dia beberapa foto kamarku....




  
Tapi sekarang Sensei udah balik ke Jepang... :’(
So sad.... 2 months is toooooo quick. I can’t speak Japanese yet. He ought to stay here longer, till us can speak Japanese. =.=’
But I’ve promised myself that the stickers will increase still and I’ll increase my vocab. I’ll not stop learning Japanes just because the class is over. Cause I’ve dreamed that I will get my postgraduate in Japan. *Amiiiin.....
Sekian curhatnya. Wasalam
*GEJE. Haha:D
Thanks for reading!^^

Selasa, 27 Maret 2012

Cerpen 200 Kata

Setelah setahun lebih kuliah di Brawijaya, akhirnya saya memutuskan untuk gabung secara serius di sebuah organisasi. BASIC, begitu orang menyebutnya. Entah apa kepanjangannya. *Hehehe
As my first assignment, I had to write a short story about refined fuel oil. I had no idea. As far as I know, short story always talk about friedship or love. Aiih.... but I have to try it. It’s my first begin.
Well I was tryin’ hard to think how will I start. And just about 5 minute after I started, I finished it with 169 words. LOL. It’s actually really simple. And this is my very short story....
____
BBM NAIKKKK!!!!!
Kruk.... kruuukk...
Sepertinya cacing-cacing di dalam perutku mulai meronta-ronta. Sudah jam 7 malam, tapi perutku belum mendapatkan ‘bahan bakar’ sejak tadi pagi. Kuputuskan untuk ke warung makan.
“Lah, naiknya kan Cuma seribu. Wajarlah. Iya kalo tiba-tiba jadi duapuluh ribu.”
Aiiih... Apa harga sembako bakalan ikut naik juga? Bagaimana nasib saya dan teman-teman seperjuangan sebangsa se-anak kos?
Langka, nih, si ibu. Jarang-jarang ibu rumahtangga punya pemikiran seperti itu. Apalagi mereka penjual ‘bahan bakar’ tubuh bagi anak-anak kos, seharusnya mereka turut GALAU.
Teringat 2 hari lalu saat angkot yang saya tumpangi terpaksa harus berhenti karena ada barisan super panjang ibu-ibu demo, padahal saya sangat terburu-buru waktu itu.
Setelah ‘bahan bakar’ saya terpenuhi, saya siap melangkah penuh percaya diri menuju kos-kosan.
Tit..... tit.... tiiiittt.....
 “Ly, ayok naik. Tak antar ke kosan.”
“Ya ampun, kosanku deket. Ga usahlah.”
“Ayok, gak papa daripada jalan.”
“Udah, gak papa, daripada boros BBM. BBM mau naik, tuh. Mending kita heboh hemat BBM daripada heboh protes subsidi BBM dikurangi... Lagian juga bahan bakar tubuhku barusan diisi :D”
Sepertinya ada benarnya ‘ceramah’ singkat yang diberikan oleh dosen saya. Saatnya mengambil langkah positif dari kenaikkan BBM ini. Save energy, kurangi polusi, sehatkan badan, sehatkan  bumi. ^^
____
Well actually I’ve ever wrote a short story when I was in junior high school. Hehe
But this time is my first of writing ‘seriously’. So please comment and give me some critism or suggestion. Thanks for reading! ^^